Di sebuah desa kecil yang tenang di Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten, berdiri sebuah lembaga yang didedikasikan untuk mencetak generasi penghafal Al-Qur’an, Ma’had Muda’iyatul Anwar Litahfidhil Qur’an. Pesantren ini lahir dari sebuah impian besar dan keinginan kuat untuk menghadirkan cahaya Al-Qur’an ke dalam kehidupan masyarakat.
Awal Mula dan Inspirasi
Pendiri Ma’had, KH. Abdul Basit S.H.I., M.Pd, terinspirasi dari perjalanan pribadinya dalam menghafal Al-Qur’an di salah satu Ma’had Tahfidz di Jawa Timur.
Selama bertahun-tahun menekuni dunia tahfidz, beliau menyaksikan betapa besarnya manfaat menghafal Al-Qur’an, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
Selain itu, kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an yang semakin tumbuh menjadi dorongan kuat untuk menghadirkan lembaga pendidikan berbasis tahfidz di kampung halamannya.

Konsultasi dan Restu Para Ulama
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, KH. Abdul Basit berkonsultasi dengan para ulama, guru-guru tahfidz, serta tokoh agama setempat.
Dengan penuh ketulusan, beliau meminta arahan dan nasihat dari para kasepuhan keluarga serta para kyai yang berpengalaman dalam dunia pendidikan tahfidz.
Proses ini semakin memperkokoh tekad beliau untuk mendirikan pesantren yang fokus pada hafalan Al-Qur’an dengan pendekatan yang sistematis dan berkualitas.

Peresmian dan Perkembangan Pesantren
Pada bulan Ramadhan tahun 2018, ide besar ini mulai diwujudkan. Tanpa menunggu lebih lama, KH. Abdul Basit membuka pintu rumahnya bagi anak-anak yang ingin belajar Al-Qur’an.
Sambutan masyarakat begitu luar biasa. Tepat pada tanggal 29 Juli 2018, diadakan tasyakuran sebagai penanda dimulainya kegiatan pendidikan di Ma’had Muda’iyatul Anwar.
Pada awalnya, jumlah santri hanya 13 orang, tetapi dengan berjalannya waktu, kepercayaan masyarakat semakin meningkat, dan jumlah santri terus bertambah.
Dalam kurun waktu satu tahun, Ma’had ini berkembang pesat. Masyarakat sekitar mulai melihat manfaat besar dari keberadaan pesantren ini, baik dalam membentuk karakter anak-anak mereka maupun dalam memperkuat kecintaan terhadap Al-Qur’an di tengah masyarakat.
Keberadaan pesantren ini pun menjadi titik awal bagi lahirnya generasi penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya memiliki hafalan yang kuat, tetapi juga memiliki akhlak mulia serta pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai Islam.
Visi dan Harapan Masa Depan
Sejak awal berdiri, Ma’had Muda’iyatul Anwar Litahfidhil Qur’an memiliki visi besar: “Melahirkan Hafidz dan Hafidzoh yang memiliki tilawah yang baik serta berakhlak mulia.”
Dengan visi tersebut, pesantren ini terus berupaya mencetak santri yang tidak hanya cerdas dalam menghafal, tetapi juga memiliki karakter kuat, adab yang luhur, serta wawasan luas dalam memahami ajaran Islam.
Seiring berjalannya waktu, pesantren ini terus berinovasi dalam sistem pembelajarannya, mengembangkan kurikulum yang lebih efektif, serta memperkuat jaringan dengan berbagai lembaga pendidikan Islam lainnya.
Harapannya, Ma’had ini akan menjadi Markazul Qur’an, pusat pendidikan Al-Qur’an yang menjadi rujukan bagi masyarakat luas.
Kini, Ma’had Muda’iyatul Anwar Litahfidhil Qur’an tidak hanya sekadar tempat belajar, tetapi telah menjadi rumah bagi para pencinta Al-Qur’an, tempat di mana generasi masa depan Islam ditempa dengan ilmu, adab, dan kedekatan kepada Allah.
Dengan dukungan masyarakat dan doa yang tiada henti, pesantren ini bertekad untuk terus memberikan yang terbaik bagi umat, bangsa, dan agama.